Apa pun yang kau katakan,
bagaimanapun kau menolaknya, cinta akan tetap berada di sana, menunggumu
mengakui keberadaannya.
Bagi kita, senja selalu sempurna;
bukankah sia-sia jika menggenapkan warnanya? Seperti kisahmu, kau dan dia, juga
kisahku, aku dan lelakiku. Tak ada bagian yang perlu kita ubah. Tak ada sela
yang harus kita isi. Bukankah takdir kita sudah jelas?
Lalu, saat kau berkata, “Aku
mencintaimu”, aku merasa senja tak lagi membawa cerita bahagia. Mungkinkah
kata-katamu itu ambigu? Atau, aku saja yang menganggapnya terlalu saru?
“Aku mencintaimu,” katamu.
Mengertikah kau apa artinya? Mengertikah kau kalau kita tak pernah bisa berada
dalam cerita yang sama, dengan senja yang sewarna?
Takdir kita sudah jelas. Kau, aku,
tahu itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar