Minggu, 20 Oktober 2013

J I K A...



Jika kau mampu menegakkan kepala, ketika orang-orang di sekitarmu kehilangan segalanya dan saling menyalahkan.

Jika kau mampu meyakini dirimu, ketika semua orang meragukanmu. Namun kau tetap mampu memahami keraguan mereka.

Jika kau bisa menunggu dan tidak lelah menunggu. Atau dibohongi, namun tidak berbohong. Dibenci, namun tidak membenci.

Namun semua itu masih tidak terlalu baik, atau tidak terlalu bijaksana.

Jika kau dapat bermimpi dan tidak ada yang memaksamu untuk bermimpi.

Jika kau dapat berpikir dan tidak ada yang memaksamu untuk berpikir.

Jika kau dapat menerima kemenangan dan bencana dan menerima keduanya dengan cara yang sama.

Jika kau mampu mendengar kebenaran yang terucap oleh bibirmu. Meski terhalang kemuslihatan yang menjerat si dungu.

Atau menyaksikan segala hal yang kita bangun, hancur. Namun memungutnya dan membangunnya kembali dengan alat usang.

Jika kau dapat memupuk kemenangan dan terus membumbung tinggi.

Lalu kalah, dan memulai segalanya dari awal dan tidak pernah mengungkit-ungkit kekalahan.

Jika kita dapat menguatkan hati, syaraf, dan otot daging untuk membuatmu bertahan atas kekalahan.

Dan tetap bertahan, meski kau tak punya satu pun lagi kecuali kehendak yang mengatakan `Bertahanlah!`

Jika kau dapat berbicara di depan orang banyak dan tetap menjaga martabat. Atau berjalan dengan Raja tanpa lupa sebagai orang biasa.

Jika tak seorang pun musuh dan teman bisa melukaimu.

Jika semua orang membantumu, namun tidak terlalu banyak.

Jika kau bisa mengisi saat yang menyakitkan dengan nilai enam puluh detik penentuan lari jarak jauh.

Milikmu adalah Bumi dan semua yang terkandung di dalamnya

Dan, lebih dari itu, kau kan menjadi seorang Manusia, anakku!





Sumber : http://iphincow.com/2013/10/08/jika/#more-940 

Setiap Matamu Memejam



Kecenderunganku untuk selalu mendapatkan apa yang ku inginkan.
Dirasuki oleh ke egoisan yang menjelma seperti sebuah pembenaran.


Tak lain adalah sebuah hasrat,
Hasrat untuk menjadikanmu milikku.
Kecenderungan ini tak bisa ku kendali.
Aku ingin setiap matamu memejam, aku ada…


Bagian penting dalam kisah dihidupmu.
Aku tak ingin terkecualikan dari hatimu.
Meski banyak wujud yang berbeda,
Aku ingin kau sembunyikan aku disalah satu bagian hatimu yang tersisa.


Walau cinta akan kembali melukaiku,
Aku tak ingin cintaku hanyalah kata yang tak berwujud.
Biar ia menusukku,
Biar ia menikamku,
Biar ia membunuhku,
Kecenderungan ini tak bisa ku kendali,
Aku ingin setiap matamu memejam, aku ada…






(Karya: Fahrial Jauvan Tajwardhani)

Minggu, 06 Oktober 2013

TUGAS 2. Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen

Kotler dan Keller (2007a:214) menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan merupakan proses psikologis dasar yang memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian. Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model rangsangan-tanggapan. Pemasar bertugas untuk memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan luar dan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis penting--motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori--secara fundamental turut mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgimwL3f3Twp8A-vPUhr83S053xaz7y6yI4V1e4qU6Emu8qZM7AP_yGXW_4rVPqsGqWQqwMk2-4xOz7XtyKWi8j_sUldF8_gcbQeIN6XAVWtzwtceTPGIVhH1uz-FTNHIlyR1nMfuI758A/s1600/proses.bmp


Sheth dalam Ma’ruf (2005:14) menyatakan bahwa proses keputusan konsumen bukanlah berakhir dengan pembelian, namun berlanjut hingga pembelian tersebut menjadi pengalaman bagi konsumen dalam menggunakan produk yang dibeli tersebut. Pengalaman itu akan menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pembelian di masa depan.
Kotler (2005a:223) menunjukkan bahwa di antara tahap evaluasi alternatif dan keputusan pembelian terdapat minat membeli awal, yang mengukur kecenderungan pelanggan untuk melakukan suatu tindakan tertentu terhadap produk secara keseluruhan. Para ahli telah merumuskan proses pengambilan keputusan model lima tahap, meliputi:
1.      Pengenalan masalah. Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar, haus dan seks yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan hangat sehingga terangsang rasa laparnya.
2.      Pencarian informasi. Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu:
-          Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan.
-          Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan.
-          Sumber publik: media massa dan organisasi penilai konsumen.
-          Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk.
3.      Evaluasi alternatif. Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk citra merek, yang disaring melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif.
4.      Keputusan pembelian. Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran.
5.      Perilaku pasca pembelian. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya adalah agar konsumen melakukan pembelian ulang.

Untuk lebih jelasnya, proses pengambilan keputusan konsumen model lima tahap tersebut disajikan dalam gambar di bawah ini :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhQYIZBB9t4HBsCliztj4qd6Uw9kKV14psLA3gcmNH0NhXw4-Bb_1z7zY1rWeUDjR91VFE0fhJNPwMPOLp2bKYf1dQJBL-p7MrFNDmNSTSjOs2oXn9wguwXE4kiNZkVzLo1YHGzGc0YvQ/s640/ap.bmp
  

Menurut Kotler (2005a:220), terdapat lima peran dalam keputusan pembelian, yaitu:
a.       Initiator (orang yang mengusulkan gagasan untuk membeli).
b.      Influencer (orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan).
c.       Decision maker (orang yang mengambil keputusan).
d.      Buyer (orang yang melakukan pembelian aktual).
e.       User (orang yang mengonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tertentu).

Sumber Referensi :

TUGAS 1 Segmentasi Pasar dan Analisis Demografis

Segmentasi pasar dan keanekaragaman pasar merupakan dua konsep yang saling mengisi. Tanpa pasar yang beranekaragam yang terdiri dari berbagai macam orang dengan latar belakang, negara asal, kepentingan, kebutuhan, dan keinginan yang berbeda, hanya sedikit alasan untuk mengadakan segmentasi pasar.
Sebelum diterimanya konsep pemasaran secara luas cara yang umum untuk melakukan bisnis dengan konsumen adalah melalui pemasaran masal, yaitu penawaran produk atau bauran pemasaran yang sama kepada setiap orang. Segmentasi pasar menyusul sebagai cara yang lebih logis untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
§  DEFINISI  SEGMENTASI PASAR
Segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai proses membagi pasar menjadi irisan-irisan konsumen yang khas yang mempunyai kebutuhan atau sifat yang sama dan kemudian memilih satu atau lebih segmen yang akan dijadikan sasaran bauran pemasaran yang berbeda.
Segmentasi pasar merupakan langkah pertama dalam strategi pemasaran tiga tahap. Strategi pemasaran tiga tahap yaitu:
-          Membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang homogen.
-          Memilih satu segmen atau lebih yang dijadikan target. Pemasar harus mengambil keputusan atas dasar bauran pemasaran yang khusus yaitu produk, harga, saluran, dan/atau daya tarik promosi khusus untuk setiap segmen yang berbeda.
-          Menentukan product positioning (posisi produk) sehingga dirasakan oleh para konsumen di setiap segmen yang dibidik sebagai produk yang memberikan kepuasan lebih baik daripada berbagai penawaran bersaing lainnya.

Segmentasi pasar banyak digunakan oleh para pelaku bisnis, diantaranya:
-          Para pemasar, karena strategi segmentasi pasar menguntungkan kedua belah pihak di pasar, para pemasar barabg-barang konsumen menjadi bergairah untuk melaksanakannya.
-          Para pengecer, contohnya The Gap membidik berbagai segmen umur, pendapatan, dan gaya hidup di berbagai toko eceran yang berbeda.
-          Hotel-hotel, membagi pasar mereka dan menargetkan jaringan hotel yang berbeda ke segmen pasar yang berbeda.
-          Perusahaan manufaktur industry, membagi pasar-pasar mereka, seperti yang dilakukan organisasi nirlaba dan media.
-          Badan-badan amal, seperti Palang Merah memfokuskan usaha-usaha pengumpulan dana pada “para penyumbang besar”.
-          Beberapa Pusat Seni Drama, Musik, dan Seni Tari, membagi para pelanggan atas dasar pencarian manfaat dan telah berhasil meningkatkan pengunjung melalui daya tarik promosi khusus.
Bagaimana segmentasi pasar beroperasi?
Studi segmentasi pasar direncanakan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan berbagai kelompok spesifik, sehingga barang dan jasa khusus dapat dikembangkan dan ditingkatkan untuk memuaskan kebutuhan setiap kelompok.
Studi segmentasi juga digunakan untuk menuntun perancangan ulang atau pengaturan ulang posisi produk tertentu atau penambahan segmen baru. Riset segmentasi digunakan oleh para pemasar , berbagai stasiun TV dan radio sampai surat kabar dan majalah untuk:
-          Menutup kesenjangan produk,
-          Mengenali media yang paling cocok untuk menempatkan iklan,
-          Menentukan karakteristik pemirsa dan pendengar serta mengumumkan temuan-temuan untuk menarik para pemasang iklan yang mencari pendengar yang serupa.


§  DASAR SEGMENTASI PASAR
Dalam menyusun strategi segmentasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih dasar yang paling tepat untuk membagi pasar. Sembilan kategori utama karakteristik konsumen yang menjadi dasar untuk melakukan segmentasi adalah:
1.      Segmentasi Geografis
Pada segmentasi geografis, pasar dibagi menurut tempat. Teori dalam strategi ini adalah bahwa orang yang tinggal di daerah yang sama memiliki kebutuhan dan keinginan yang serupa, dan bahwa kebutuhan dan keinginan ini berbeda dari kebutuhan dan keinginan orang-orang yang tinggal di daerah-daerah lain. Sebagai contoh, penjualan produk makanan tertentu dan/atau bermacam-macam makanan lebih baik di satu daerah daripada di berbagai daerah lain. Misalnya, nasi gudeg penjualan paling baik di Yogyakarta, sate ayam penjualan paling baik di Madura, buah apel penjualan paling baik di Malang, dll.
Segmentasi geografis merupakan strategi yang berguna bagi banyak pelaku pemasaran. Menemukan berbagai perbedaan berdasarkan geografis relative mudah untuk berbagai produk. Di samping itu, segmen-segmen geografis dapat dicapai dengan mudah melalui media local, yang mencakup surat kabar, TV, radio, dan majalah.

2.      Segmentasi Demografis
Karakteristik demografis yang paling sering digunakan sebagai dasar untuk segmentasi pasar antara lain:
-          Usia,
-          Gender (jenis kelamin),
-          Status perkawinan,
-          Pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan, dsb.
Demografis membantu menemukan pasar target atau sasaran. Informasi demografis merupakan cara yang paling efektif dari segi biaya dan paling mudah diperoleh untuk mengenali target. Data-data demografis lebih mudah diukur daripada berbagai variabel segmentasi lain. Berbagai variabel denografis mengungkapkan kecenderungan yang memberikan isyarat berbagai peluang bisnis, seperti pergeseran usia, jenis kelamin, dan distribusi penghasilan.
3.       Segmentasi Psikologis
Karakteristik psikologis merujuk ke sifat-sifat diri atau hakiki konsumen perorangan. Strategi segmentasi konsumen sering didasarkan pada berbagai variabel psikologis khusus. Misalnya, para konsumen dapat dibagi menurut motivasi, kepribadian, persepsi, pengetahuan, dan sikap.
4.       Segmentasi Psikografis
Bentuk riset konsumen terapan ini biasa disebut analisis gaya hidup. Profil psikografis salah satu segmen konsumen dapat dianggap sebagai gabungan berbagai kegiatan (activities), minat (interests), dan pendapat (opinions) (AIO) konsumen yang dapat diukur. Dalam bentuk yang paling umum, studi psikografis AIO menggunakan serangkaian pernyataan (daftar pernyataan psikografis) yang dirancang untuk mengenali berbagai aspek yang relevan mengenai kepribadian, motif membeli, minat, sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai konsumen.
5.      Segmentasi Sosial Budaya
Berbagai variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis (budaya) yaitu variabel sosial budaya menjadi dasar-dasar lebih lanjut bagi segmentasi pasar. Sebagai contoh, berbagai pasar konsumen telah berhasil dibagi lagi menjadi berbagai segmen berdasarkan tahap dalam siklus kehidupan keluarga, kelas sosial, nilai-nilai budaya inti, keanggotaan subbudaya, dan keanggotaan lintas budaya.
6.       Segmentasi Terkait Pemakaian
Bentuk segmentasi ini sangat popular dan efektif dalam menggolongkan konsumen menurut karakteristik produk, jasa, atau pemakaian merek, seperti tingkat pemakaian, tingkat kesadaran, dan tingkat kesetiaan terhadap merek. Segmentasi tingkat pemakaian membedakan antara pemakai berat, pemakai menengah, pemakai ringan, dan bukan pemakai produk, jasa, atau merek khusus.
7.      Segmentasi Situasi Pemakaian
Para pemasar memfokuskan pada situasi pemakaian sebagai variabel segmentasi disebabkan oleh kesempatan atau situasi sering menentukan apa yang akan dibeli atau dikonsumsi para konsumen.
8.      Segmentasi Manfaat
Berubahnya gaya hidup memainkan peran utama dalam menentukan manfaat produk yang penting bagi konsumen, dan memberikan peluang bagi pemasar untuk memperkenalkan produk dan jasa baru. Segmentasi manfaat dapat digunakan untuk mengatur posisi berbagai merek ke dalam golongan produk yang sama.
9.       Segmentasi Gabungan
Tiga pendekatan segmentasi gabungan (hybrid segmentation approach) adalah:
-          Profil Psikografis-Demografis
Profil psikografis dan demografis merupakan pendekatan yang saling melengkapi yang akan memberikan hasil maksimal jika digunakan bersama.
-          Segmentasi Geodemografis
Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapat bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup, dan kebiasaan konsumsi yang sama.
-          VALS 2
System VALS secara lebih tegas memfokuskan pada usaha menjelaskan perilaku membeli konsumen.

§  KRITERIA UNTUK MEMBIDIK SEGMEN PASAR SECARA EFEKTIF
Untuk menjadi target yang efektif, maka segmen pasar tertentu haruslah:
-          Dapat diidentifikasi,
-          Mencukupi (dari sudut ukuran),
-          Stabil atau bertumbuh,
-          Dapat dimasuki (dapat dijangkau) dari sudut media maupun biaya.

§  MELAKSANAKAN STRATEGI SEGMENTASI 
Strategi Pemasaran yang Berbeda (Differential Marketing) adalah menentukan target beberapa segmen dengan menggunakan bauran pemasaran individual.
Strategi Pemasaran Terpusat (Concentrated Marketing) adalah menentukan target hanya satu segmen dengan satu bauran pemasaran unik.
Kontrasegmentasi adalah usaha untuk mengetahui kebutuhan yang lebih umum dan karakteristik konsumen yang akan diterapkan kepada anggota dua segmen atau lebih, dan menggabungkan kembali segmen-segmen itu ke dalam satu segmen yang lebih luas.
§  ANALISIS DEMOGRAFI
Pada suatu pemasaran produk, analisis demografi harus dilakukan. Hal tersebut berguna untuk mengetahui trend demografis produk yang dipasarkan. Data dalam demografi pemasaran dapat terdiri dari usia, ras, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, mobilitas, kepemilikan rumah, lokasi, status, pekerjaan, dan tingkat pendidikan. Jika demografi konsumen telah di lakukan, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan analisis demografi, agar demografi yang telah dilakukan dapat kita ketahui hasilnya setelah kita melakukan analisis atas demografi yang telah kita buat.
Manfaat analisis demografi antara lain sebagai berikut :
-          Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
-          Menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau, kecenderungannya, dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
-          Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial, ekonomi, budaya, lingkungan dan lain-lain.
-          Pemperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi penduduk) pada masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.



Sumber :